NEARER, MY GOD, TO THEE
Text: Sarah F. Adams
Music: Lowell Mason
Penggubah lagu ini, Sarah Adams, adalah anak dari seorang jurnalis dan politikus Benjamin Flower. Ia menikah dengan William Bridges Adams pada tahun 1834. Dia mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang aktris, tetapi Tuhan mempunyai rencana yang berbeda untuk hidupnya. Cita-cita dia untuk tampil di panggung kandas karena kesehatan dia yang kurang baik, sehingga dia mulai fokus pada bidang yang lain, yaitu menulis. Ia banyak menulis untuk artikel majalah, puisi mengenai martir Kristen mula-mula, katekismus anak-anak dan bahkan 13 lagu pujian. Sering ia mempelajari Alkitab untuk mendapatkan gagasan atau buah pikiran yang baru. Pada suatu hari ia tertarik akan kisah Yakub dalam kitab Kejadian pasal 28. Ia membaca tentang masa hidup Yakub yang serba sulit. Tentu Yakub merasa sedih dan kuatir, karena ia terpaksa meninggalkan rumah dan melarikan diri dari kakaknya, Esau, yang marah karena telah mengambil hak dan berkat kesulungannya. Di Bethel Yakub tidur dengan berbantalkan batu. Di situ pun ia bermimpi tentang suatu tangga ke Surga dan para malaikat Allah turun naik di atasnya. Sadarlah dia bahwa Tuhan masih dekat padanya, sama seperti dahulu di rumah orang tuanya. Dengan diilhami cerita Alkitab itu, pada tahun 1841 Sarah Flower Adams menulis suatu nyanyian rohani dengan judul ‘Nearer My God to Thee’.
Pujian ini sudah menjadi berkat bagi begitu banyak orang percaya. Ada sebuah kisah mengenai pujian ini yang menyangkut kematian presiden Amerika, William McKinley, yang dibunuh atau diasasinasi tahun 1901. Dr Mann, dokter yang merawatnya, melaporkan kalau kata-kata terakhir dari presiden McKinley adalah, ”’Nearer, my God, to Thee, e’en though it be a cross’, has been my constant prayer.” (’Makin dekat Tuhan, kepadaMU, walaupun saliblah mengangkatku’ sudah menjadi doaku setiap hari). Pada siang hari tanggal 13 September 1901, sesudah 5 menit mengheningkan cipta diseluruh Amerika, bands di Union dan Madison Squares di New York City memainkan pujian ini untuk menghormati presiden McKinley. Pujian yang begitu indah ini pun hendaknya menjadi doa yang terus-menerus dalam hati kita, untuk kita lebih dekat dengan Tuhan.