3. Panggilan Gerakan Reformed Injili
Bukankah banyak pimpinan gereja yang pernah dididik di sekolah teologi Reformed di Amerika, Belanda, dan tempat-tempat lain yang sudah kembali berada di ladang pelayanan di Indonesia? Bukankah mereka yang seharusnya membawa gereja kembali kepada semangat Reformed serta membangkitkan kesadaran orang Kristen untuk memelihara iman kepercayaan yang diturunkan kepada kita dan berperang di dalam dunia yang penuh dengan arus pikiran yang sangat berlawanan dengan Kitab Suci?
Setelah menanti selama kira-kira 20 tahun, saya merasa sudah tidak boleh menunggu lagi – meskipun sejak tahun 1964 saya telah mengajar doktrin Reformed di sekolah teologi yang saya layani dan membentuk pikiran Reformed dalam diri para mahasiswa. Panggilan untuk mendirikan Gerakan Reformed Injili ini menjadi semakin jelas dan mendesak setelah saya mendapat penyakit hepatitis B pada tahun 1984.
Hidup adalah sementara. Meskipun saya sudah melayani selama 27 tahun, namun dengan pengertian yang diperoleh melalui pengalaman menderita penyakit lever semacam itu, saya merasa mungkin masih bisa bertahan dalam dunia ini selama hanya 15 sampai 20 tahun lagi. Maka saya tidak menanti orang lain lagi dan dengan sungguh-sungguh berdoa menyerahkan diri sekali lagi untuk menegakkan Gerakan Reformed Injili di Indonesia. Saya memohon kepada Tuhan supaya di dalam waktu 15 tahun, menjelang abad ke-21, sudah terbentuk sekelompok generasi muda yang memahami dan menyadari pentingnya Gerakan Reformed Injili serta rela menyerahkan diri untuk mengabdi dan berkorban di dalam zaman ini.
Tanggapan terhadap panggilan ini mendapat restu dari Tuhan, sehingga pada tahun 1984 dimulailah langkah yang pertama, yaitu dengan berani mengadakan Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) untuk memelopori doktrin Reformed. Di luar dugaan, pesertanya makin lama makin banyak dan dengan antusiasme yang sangat tinggi menerima doktrin Reformed yang diajarkan.
Gerakan SPIK yang dimulai sejak tahun 1984 telah menjadi gerakan yang tidak layu hingga sekarang, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mereka yang disadarkan mengambil keputusan untuk mempelajari doktrin Reformed lebih lanjut. Maka langkah kedua dalam panggilan ini adalah mendirikan Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI) bagi kaum awam pada tahun 1986.
Apakah yang Disebut Gerakan Reformed Injili?
Gerakan berbeda dengan organisasi. Gerakan merupakan semacam api dan semangat spiritual yang berkobar dan yang membakar sekelompok orang sehingga menjadi suatu kekuatan pengaruh terhadap pribadi-pribadi lain untuk melihat, mengakui, melangsungkan dan melaksanakan suatu tugas yang penting untuk mengubah sejarah. Gerakan sejarah yang bermutu selalu memiliki teori yang konsisten, strategi yang lincah, pengabdian yang tuntas, pengikut yang setia, dan pengaruh yang abadi, baik dalam bidang sekuler maupun rohani, unsur-unsur di atas bisa dilihat dengan jelas. Oleh karena itu Gerakan Reformed Injili juga harus meminta kepada Tuhan untuk memberikan pertolongan dan berkat dalam hal-hal yang penting. Kami percaya bahwa motivasi untuk mengadakan gerakan ini adalah murni berdasarkan panggilan Tuhan dan kebutuhan zaman serta berlangsungnya hidup iman sebagai orang Kristen dalam sejarah. Maka dengan jelas kami melihat Tuhan melimpahkan berkat-Nya baik dalam penyertaan maupun pengurapan, khususnya membangkitkan pribadi-pribadi yang dikobarkan oleh api Roh Kudus. Soli Deo Gloria (Segala kemuliaan hanya bagi Allah).
Apakah Isi Gerakan Reformed Injili?
Gerakan ini meliputi dua aspek. Pertama, mengembalikan pengertian teologi berdasarkan wahyu Allah dalam Kitab Suci yang dipelopori oleh para Reformator, khususnya sayap Calvinisme dan para penerusnya sampai sekarang. Dengan teologi yang ketat ini, yang berasal dari makna-makna yang tersimpan dalam Kitab Suci, maka iman orang Kristen akan dibekali dan diperkuat untuk menghadapi tantangan segala zaman. Kedua, mengobarkan semangat penginjilan dan memobilisasi orang Kristen untuk secara langsung memberitakan Injil, yang adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia, memperkenalkan kuasa keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus bagi pengampunan dosa dan perdamaian manusia dengan Tuhan Allah sehingga menciptakan hidup baru yang memuliakan Tuhan, bersaksi bagi Kristus, dan mengabarkan Injil. Maka gerakan ini membawa gereja berakar dalam Firman Tuhan dan berbuah dalam dunia ini.
Bagaimana Permulaan Gerakan Ini?
Langkah-langkah Gerakan ini telah dipimpin oleh Tuhan melalui ketaatan hamba-hamba-Nya. Maka kami merencanakan (untuk Aspek Teologi Reformed): Pertama, membentuk sebanyak mungkin massa yang menyadari dan mengalami pengajaran Reformed Injili. Ini diwujudkan dalam bentuk Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK). Kedua, menyaring dan memperoleh sekelompok kaum awam yang menuntut diri untuk mempelajari teologi Reformed secara sistematis dan konsisten. Ini diwujudkan dalam bentuk Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI). Ketiga, mendirikan perpustakaan yang menyediakan buku-buku bermutu untuk mengisi kebutuhan orang-orang yang ingin lebih banyak belajar kebenaran serta meyakini bahwa gerakan ini bersifat universal dan berpengaruh dalam sejarah. Keempat, mendirikan sekolah teologi dan Institut untuk mempersiapkan tenaga hamba Tuhan penuh waktu bagi generasi yang akan datang. Kelima, dengan teologi yang benar mendirikan gereja dan pos-pos Injil untuk menjadi wadah bagi para hamba Tuhan untuk boleh dengan berani mengajarkan teologi Reformed dan menggembalakan kaum pilihan Tuhan. Keenam, menerjemahkan dan mencetak buku-buku teologi Reformed.
Sedangkan rencana dalam Aspek Penginjilan meliputi: Pertama, mengadakan penginjilan massal dan secara langsung menghadapi kebutuhan masyarakat serta mengajar manusia untuk bertobat dan menyambut undangan menjadi orang Kristen. Kedua, mengadakan pemuridan penginjilan untuk melatih pribadi-pribadi yang merasa terpanggil untuk melebarkan Kerajaan Allah melalui penginjilan pribadi. Dengan demikian memobilisasi orang Kristen untuk menjadi saluran anugerah Tuhan bagi masyarakat. Ketiga, melatih penginjil-penginjil penuh waktu dalam sekolah teologi untuk mempersiapkan hamba-hamba Tuhan yang berkarunia dan berbeban khusus dalam penginjilan. Keempat, menyediakan pos-pos Injil untuk menampung buah-buah penginjilan untuk menuju kepada hidup penggembalaan dan gereja.
Apakah Keunikan Gerakan Ini?
Gerakan Reformed Injili berbeda dengan gereja dan denominasi Reformed Injili. Gerakan Reformed Injili dimaksud untuk menjadi dorongan bagi setiap denominasi dan boleh menjadi milik setiap gereja di luar Gereja Reformed Injili, sehingga gereja-gereja dibangunkan dan diarahkan kepada teologi yang benar dan semangat Injili yang benar. Namun Gerakan Reformed Injili tidak menutup kemungkinan bagi hamba-hamba Tuhan yang berteologi Reformed Injili untuk mendirikan Gereja Reformed Injili sebagai salah satu wadah dalam Kerajaan Allah, yang mendampingi gereja-gereja lain untuk melaksanakan tugas panggilannya sebagai tubuh Kristus.
Siapakah yang Ada dalam Gerakan Ini?
Gerakan ini tidak dimonopoli oleh hamba-hamba Tuhan penuh waktu, juga tidak dimonopoli oleh GRII, karena teologi Reformed dan penginjilan dalam Gerakan Reformed Injili merupakan inti internal dan aksi eksternal yang seharusnya dimiliki oleh semua gereja. Maka setiap orang Kristen yang telah mengalami kelahiran baru oleh Roh Kudus dan telah dibaptiskan ke dalam Tuhan, berhak berbagian dalam Gerakan Reformed Injili. Jika Tuhan memimpin, maka orang-orang Kristen yang bersemangat dan berteologi semacam ini, boleh dengan bebas, atas kerelaannya sendiri, bergabung ke dalam Lembaga Reformed Injili, bahkan Gereja Reformed Injili Indonesia. Setiap orang yang berbagian dalam gerakan ini harus menyadari dan memahami Pengakuan Iman Reformed Injili serta rela bekerja sama dengan kaum Reformed Injili untuk mengembangkan gerakan ini, dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan, memurnikan iman gereja, dan mengobarkan semangat Amanat Agung sampai Kristus datang kembali.
GRII dan Gerakan Reformed Injili
GRII didirikan di atas dasar Pengakuan Iman Reformed Injili dengan tujuan menegakkan satu gereja yang berbasiskan teologi Reformed, dengan mimbar yang menyampaikan khotbah ekspositoris, dan jemaat yang berkomitmen mengabarkan Injil. Gereja ini merupakan bagian dari tubuh Kristus, yang terdiri dari semua gereja yang berdasarkan pada ajaran yang benar dalam melaksanakan tugasnya di dalam dunia ini. Anggota GRII terdiri dari: Pertama, hasil penginjilan langsung yang menerima Tuhan dan dibaptiskan ke dalam GRII. Kedua, dari anggota gereja di luar negeri atau luar pulau yang pindah ke kota di mana GRII ada, lalu atas permintaan dan kerelaannya sendiri menjadi anggota GRII melalui atestasi setelah mengikuti katekisasi. Ketiga, anak-anak anggota yang dijanjikan oleh orangtua yang beriman untuk mendidik mereka berdasarkan iman Kristen. Keempat, perpindahan anggota gereja lain dengan mengikuti prosedur yang sah.
Dari antara anggota GRII yang meyakini pentingnya Gerakan Reformed Injili serta memiliki beban panggilan Tuhan untuk terjun dalam gerakan ini, mereka akan diberikan kesempatan untuk mengikuti pelayanan sehingga melalui pengamatan, latihan dan penyaringan, sebagian menjadi pekerja-pekerja yang melayani lebih banyak orang. Pengurus terdiri dari mereka yang sudah melewati tahap pelayanan yang dianggap cukup matang. Setiap orang Kristen yang menyadari dan memahami Gerakan Reformed Injili seharusnya memberi pengaruh yang positif, baik di dalam hidup gerejawi maupun hidup bermasyarakat dan bernegara.
Prospek Gerakan Ini
Melalui kepercayaan Reformed Injili, kami mengharapkan semakin banyak gereja yang kembali kepada ajaran yang benar, dan semakin banyak gereja yang terjun dalam melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, STTRII, Institut Reformed, dan STRI yang berada di kota-kota besar di Indonesia maupun di luar negeri, memikul kewajiban untuk mendidik orang Kristen dalam pengenalan teologi Reformed serta memobilisasi misi penginjilan. Sedangkan GRII diharapkan untuk membuka sebanyak mungkin MRI (Mimbar Reformed Injili) di berbagai tempat untuk mengisi kebutuhan dan kehausan orang Kristen akan Firman Tuhan, teologi Reformed, dan latihan penginjilan. Kami mengharapkan teologi yang benar menjadi kunci pencerahan bagi kebudayaan dan kehidupan di dalam dunia ini; dan melalui penginjilan, membawa seluruh bangsa kembali kepada Tuhan. Karena Tuhan berkata. “Kamulah terang dunia, kamulah garam dunia.” Dalam menyongsong abad ke-21 yang ditandai dengan gerakan massa yang dipengaruhi oleh semangat Gerakan Zaman Baru serta gerakan kebudayaan yang berfilsafatkan Postmodernisme, marilah kita memancarkan cahaya Firman Tuhan bagaikan mercusuar yang menuntun semua orang yang tersesat kembali ke pangkuan Allah yang kekal.