1 Petrus 2:4-10
Surat Petrus ini ditujukan kepada jemaat Tuhan yang menderita di 5 provinsi: Pontus, Galatia, Kapado-kia, Asia Kecil dan Bitinia. Daerah ini kebanyakan didiami oleh orang-orang yang bukan Yahudi. Ini berar-ti umat Tuhan tersebar ke seluruh penjuru. Yesus memberitakan pada murid-murid bahwa ketika Roh Kudus turun mereka akan menjadi saksi dari Yerusalem, Yudea, Sama-ria dan sampai ke ujung bumi. Me-reka yang menerima surat ini dapat dikatakan berdiam di ujung bumi.
Disini Petrus menyadarkan jemaat bahwa penderitaan mereka memba-wa kemuliaan Tuhan. Yesus yang adalah batu hidup yang dibuang, di-kucilkan dan diremehkan manusia tetapi batu hidup ini dihormati dan dihargai oleh Tuhan Allah. Paulus mencatat di 1 Kor. 1:23 bahwa me-reka memberitakan Kristus yang disalibkan, sandungan bagi orang Yahudi dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Disini Petrus meng-ingatkan orang-orang yang dalam penderitaan dan aniaya bahwa me-reka juga adalah batu-batu hidup yang membangun rumah rohani. Yesus adalah batu penjuru, tanpa Yesus maka semuanya akan runtuh sehingga setiap kita bersama dengan Kristus membangun Kerajaan Allah. Petrus mengajarkan kita tentang doktrin ‘Kesatuan di dalam Kristus’ disini.
1 Pet. 2:5 mengatakan bahwa kita adalah imamat yang kudus. Imam berarti memiliki akses kepada Tuhan. Di Kitab PL, imam hanyalah yang berasal dari suku Lewi dan yang dipilih secara khusus. Imam juga dibedakan menjadi Imam Besar dan Imam biasa. Imam akan masuk ke ruang Kudus saat ada yang mem-bawa korban persembahan dan Imam Besar masuk ke Ruang Maha Kudus yang hanya bisa dimasuki 1x setahun. Saat Yesus mati di kayu salib, tirai yang membatasi ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus di Bait Allah tersobek menjadi dua dari atas sampai bawah. Ini melam-bangkan akses langsung antara orang Kristen dan Tuhan. Dari atas ke bawah artinya upaya dari Tuhan yang merobek dan bukan karena kebajikan manusia.
Surat 1 Pet. 2:5 juga dibaca oleh Martin Luther dan ia mencetuskan Reformasi. Saat dimana Alkitab utuh berada dalam Bahasa Latin Vulgate sehingga hanya dapat di-baca oleh kaum cendekiawan. Caprianus saat itu menyatakan tidak ada keselamatan di luar gereja. Teta-pi Luther katakan bahwa orang Kristen adalah imam dengan akses langsung kepada Yesus, satu-satunya mediator. Luther juga menguatkan jemaat karena Imam bukanlah satu jabatan dibuat manu-sia. Imam terjadi karena seseorang mengalami kelahiran baru melalui air dan Roh Kudus. Sehingga semua orang Kristen seharusnya menjadi imam. Anak-anak Allah ambil ba-gian bersama-sama dengan Kristus yang adalah Imam Besar yang agung. Akses langsung kepada Tuhan dan keselamatan ditentukan dari hubungan dengan Kristus, bukan Paus ataupun gereja.
Kolose 3:23 mengajarkan untuk melakukan segala hal seperti untuk Tuhan. Fungsi pertama imam yaitu membawa persembahan korban kepada Tuhan. Di Kitab PL yang dibawa adalah hewan tetapi Petrus katakan bahwa yang dibawa adalah persembahan spiritual. Imam mem-bawa Tuhan kepada umat manusia yang berdosa dengan cara membe-ritakan Firman Tuhan, menyatakan Injil Tuhan. Roma 15:16 mencatat ini. Memberitakan Firman Tuhan adalah tugas Imam, membawa Tuhan kepada jemaat ini fungsi kedua. Tetapi untuk membawa umat kepada Tuhan butuh pengorbanan.
Tanpa pengorbanan tidak ada kemuliaan Tuhan. Saat bangsa Israel datang kepada Allah, mereka harus membawa korban. Paulus meng-ajarkan untuk mempersembahkan tubuh sebagai persembahan hidup yang kudus dan berkenan kepada Tuhan dan setiap kita harus me-nyangkali diri dan mengikut Tuhan. Keimamatan orang Kristen me-nuntut pengorbanan hidup. Men-jalankan fungsi imam menuntut kekudusan. Firman Tuhan me-ngajarkan bahwa kudus dalam bahasa aslinya hagios artinya difference (berbeda). Kita kudus karena kita berbeda dengan yang lainnya. Tuhan Yesus mengajarkan di dalam Yohanes 17:16 dan 18 bahwa kita memiliki status kudus dan hidup kekal, kita dilepaskan dari kuasa dosa. Yesus mengingatkan bahwa sebagaimana Ia diutus Bapa ke dalam dunia, demikian setiap kita diutus ke dalam dunia.
1 Yoh. 2:15 menyatakan supaya kita jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Dunia disini dalam arti aspek dosa (sinful aspects). Dunia dalam arti yang lain sebagai ciptaan Tuhan (created order) dicatat di Yoh. 3:16. Bapa begitu mengasihi dunia sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal. Kita tidak boleh mengasihi aspek-aspek dosa dunia tetapi Tuhan mengasihi ciptaan. Kita diutus untuk masuk ke dalam dunia. Warren Wiersbe menyatakan agar kita tidak mengasingkan diri karena dunia ini membutuhkan pengaruh dan kesaksian kita, tetapi kita tidak boleh mengijinkan dunia ini mengubah kita; kita berhubungan dengan dunia tetapi tidak terkon-taminasi. Orang Kristen menja-lankan fungsi keimamatan harus menjaga diri tidak tercemar dan masuk ke dalam dunia.
Petrus mengajarkan bukan hanya kita imamat yang kudus, ayat 9 mencatat bahwa orang Kristen adalah imamat yang rajani. Kita lepas dari kegelapan menuju kepada terang Tuhan yang ajaib. Imamat yang rajani berarti ketika kita mem-beritakan Firman, Firman itu akan mengikat dan melepaskan. Apa yang kita ikat dalam dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kita lepaskan di dunia akan terlepas di sorga. Ayat 6-8 bacaan kita menga-jarkan bahwa mereka yang percaya akan taat dan menghargai Injil. Tetapi yang tidak percaya, Yesus yang adalah batu penjuru akan menjadi batu sandungan baginya. Ketika kita memberitakan Injil ini adalah satu sukacita yang dilakukan dengan takut dan gentar sebagai-mana diajarkan Paulus di Fil 2:12.
Firman Tuhan adalah pedang bermata dua yang akan menetap dalam jiwa orang percaya dan men-jadi mulia di dalam hidupnya tetapi kepada orang yang tidak percaya, hatinya akan semakin keras dan melawan. Tatkala menyam-paikan Firman Tuhan, kita harus berdoa baik-baik. 1 Pet. 3:15 berpesan supaya kita menjaga diri kudus dan siap sedia dalam segala waktu untuk memberi pertanggung jawaban kepada setiap orang yang meminta dan hal ini dilakukan dengan halus dan hormat. Firman yang keluar dari mulut Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia tetapi akan menjalankan misi Tuhan dan akan berhasil.
Kita bersaksi dalam pengharapan. – MF